Pengalaman : Pertama Kali Implementasi di Bulan Puasa

 images1

Sebelum saya mulai bercerita tentang pengalaman pribadi saat implementasi. Saya ingin mengucapkan selamat berpuasa semoga di bulan yang penuh berkah ini kita selalu mendapatkan perlindungan dalam menjalankan ibadah puasa.

Kali ini saya ingin bercerita tentang pernak-pernik bulan puasa. Yang diceritakan adalah ketika pertama kali implementasi di bulan puasa. Waktu itu saya inget sekali bahwa saat implementasi saya masih kelas 2 SMK. Saya di ajak untuk implementasi mail server di kantor klien.

Kepikiran juga ketika itu gimana jika saya tidak kuat untuk implementasi sambil implementasi di kantor klien. Angan-angannya sudah sangat meresahkan karena gimana kalau saya gak kuat terus capek terus gimana, gimana dan gimana. Hehehe

Berdua bersama kakak. Saya berangkat ke Kantor klien yang berada di daerah samping Stasiun Jakarta Kota. Karena letaknya yang berdekatan dengan Stasiun Jakarta Kota/Beos.

Dari rumah berangkat menggunakan motor menuju Stasiun Bekasi lalu dilanjutkan berangkat naik kereta menuju Stasiun Jakarta Kota.

Ketika itu di dalam kereta lowong hanya beberapa orang yang bepergian ke kota Jakarta. Perjalanan di kereta yang sangat santai membuat saya optimis bisa menjalankan ibadah puasa. Sesampainya di Stasiun Jakarta Kota langsung berangkat ke Kantor Klien.

Saya lupa nama kantor kliennya. Tetapi yang masih ingat di otak adalah waktu itu saya install SUSE dan Zimbra. Karena waktu itu kurang begitu paham. Jadi meskipun saya bisa implementasi tetapi saya kurang begitu memahami materinya.

Padahal jikalau waktu dulu saya belajar untuk memahami mungkin saya bisa menjadi lebih baik dari sekarang. Ya bisa dibilang maju satu langkah dalam pemahaman mail server.

Haus mungkin itulah yang sangat-sangat saya rasakan. Karena walaupun kerjaannya hanya duduk di depan komputer. Tetapi itulah tantangan terbesar puasa hari itu. Jika lapar bisa ditahan tetapi kalau haus susah untuk di tahan apalagi jika sudah kering. Hemb

Jam 4 sore pekerjaan sudah selesai saatnya kembali ke Bekasi. Kembali lagi ke Stasiun Jakarta Kota. Tetapi sedang sial saat itu karena kereta yang ke Bekasi baru saja jalan. Kalau mau naik kereta lagi mesti nunggu sekitar 35 menitan.

Saya ditanya mau naik kereta atau naik taksi untuk pulang ke Bekasi. Saya pilih naik kereta karena lebih murah dibandingkan dengan naik taksi yang bisa lebih mahal. Tetapi kakak saya memilih naik taksi untuk kembali ke Bekasi.

Terima saja pilihannya. Tetapi bukan kecepatan sampai Bekasi yang didapat. Hanya sial yang dirasakan. Karena pas di dalam taksi. Saya yang berada di samping supir bisa melihat antrian panjang di jalan tol.

Mobil-mobil di jalan tol pada merayap. Karena entah masalah apa yang ada di Jalan tol sehingga membuat mobil jadi begitu.

Eh sambil bete berada di dalam taksi. Azan magrib pun berkumandang dari radio yang diputar oleh supir taksi. Karena asumsi sebelum azan sudah sampai di Bekasi jadi tidak ada persiapan untuk berbuka di dalam taksi. Jadi waktu itu saya hanya berbuka dengan permen dari kantong dan air mineral yang sedikit diberikan oleh supir taksi.

“Allahuma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizqika aftartu birahmatika ya arhama rohimin”

Setelah bermacet dan berayap ria. Akhirnya diketahui sumber masalahnya yaitu ada kecelakaan antara mobil pribadi dengan mobil pribadi yang lain. Karena kecelakaannya berada di tenag jalan membuat hanya membuat sedikit jalur yang bisa dilewati.

Setelah melewati tempat kecelakaan. Saya lihat kedepan jalannya lowong dan sepi sekali mungkin karena terjebak juga sehingga membuat mobil yang ke arah Bekasi menjadi sepi.

Setelah memberi uang ke supir taksi untuk bayar tol. Kami pun turun di depan Bekasi Cyber Park. Sempat membeli snack makanan ringan. Kami berangkat naik angkot menuju Stasiun kembali untuk mengambil motor.

Saya pikir jika waktu itu kita naik kereta mungkin sudah sampai di Bekasi sebelum azan meskipun mesti menunggu.

Menuju parkiran stasiun kami mengambil motor untuk kembali ke rumah. Tetapi, sebelum kembali ke rumah kami mampir ke rumah makan yang cukup enak dan terkenal di daerahnya.

“Allahuma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizqika aftartu birahmatika ya arhama rohimin”

Mungkin karena membalas buka puasa yang pertama tadi dengan hanya permen dan air mineral. Di buka puasa yang kedua ini saya pesan yang enak-enak. Kelapa muda plus ayam bakar di tambah dengan tempe bacem. Hehehe

Sekian dulu ya. Selamat berbuka 😀

 

 

Maryadi Aris Munandar

Maryadi Aris Munandar, Penulis di ackoy.com dan Taman Bacaan Excellent. Tinggal di Bandung. Status sebagai Mahasiswa dan salah satu staff di PT. Excellent Infotama Kreasindo. Dapat di hubungi pada alamat akoy [at] excellent.co.id

You may also like...

2 Responses

  1. Vavai says:

    Chos, gue inget kayaknya ini perusahaan yang dekat pelabuhan Sunda Kelapa ya. Sebenarnya boss-nya tawarkan roti buat berbuka puasa di jalan, cuma sayangnya roti itu isi daging babi jadi dia tahu diri nggak menawarkannya ke kita.

    Yang gue inget, pas masuk tol langsung macet panjang, hehehe…

  2. Iya betul. Saya bilang naik kereta malah naik taksi. WKkwkw

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *