Malam Kelabu ??
Selepas kebingungan pada saat itu. Si teddy mendapatkan sms dari yang bertanggung jawab di kosan ini. Namanya kang Hendra. Bisa dibilang dia adalah pak RT kosan yang dipercaya untuk menjadi pengurus kosan sama yang punya. Isi smsnya adalah menanyakan emang betul kalau listrik di rumah mati?.
Kita jawab iya. Dan dia menjelaskan bahwa dia lupa membayar listrik. Karena kang Hendra sendiri pada saat itu sedang di Jakarta. Untuk menemani bapaknya yang sedang di rawat di Rumah Sakit. Mendengar penjelasan itu. Kami juga pasti mengerti bagaimana membagi pikiran. Jika Orang Tua kita sedang sakit.
Terjawab sudah kenapa listrik diputus. Tapi yang masih heran. Kenapa cuma baru telat 1 bulan. Dan bulannya adalah bulan ini langsung diputus. Dunia memang terkadang sangat kejam.
Tiba – tiba teddy mempunyai ide. Untuk ke kosan temannya, ya biasa ingin numpang tidur semalam saja di situ. Namanya Gilang, saya juga sering ketemu sama dia jadi sudah akrab. Kosan si Gilang ini di samping Kampus kami.
Jadi jaraknya tidak begitu jauh. Pas di beritahu tentang keadaan kita yang luntang lanting lintung. Dia memberti tahu bahwa siap siaga dengan sukarela menerima. Wah rasanya tenang saat itu, makan sudah dan hotel pun sudah ada.
Karena waktu masih jam setengah 8an. Kami jadi main dulu di kampus. Saya pun menjadi Mahasiswa yang rajin. Karena siang ngampus, malam pun ngampus. Walaupun muter gak menentu. Kita sempat berpisah dulu, karena saya ke kosan teman di daerah Tubagus, sekitar 1 kilometer dari kosan saya yang disekeloa. Bahwa minta tolong di bantu tentang tugas algoritma.
Pas pertama kali masuk ke kosannya, ajigile. Tempatnya hotel mah kalah dah. Bagus banget, beda sama kosan saya. Saya sempet bertanya kepada teman saya. Namanya si Hendra. Dia ini mahasiswa perantau beda pulau. Yaitu dari jambi. Sebulan berapa ?. Dia menjawab dengan santai sebulannya 1 juta koy. Gile itusih 2 bulan kosan plus makan 1 bulan bagi gue.
Setelah selesai membantu tugas algoritma. Yang sekalian saya juga mengecek tugas sendiri. Apakah sudah benar atau belum.
Kembali bersama teman senasib. Bertemu kembali jam 8 di Kampus. Siap – siap berangkat ke kampus Gilang. Ternyata si Teddy sudah menghasut si Gilang. Untuk menjerumuskan dia kedalam nasib kita. Yaitu mengajak si Gilang ke kosan untuk tidur bertiga di kosan sendiri aja.
Daripada di kosan Gilang. Gak tau alasannya kenapa. Si Gilang bilang mau saja, emang betul teman tuh mudah dan banyak di cari. Tapi yang namanya teman sejati itu susah untuk di dapat. Hargailah teman seperti kamu menghargai orang yang berarti bagi kamu.
Pulang ke kosan bersama Gilang. Sesampainya di sana ternyata sudah ada 1 orang. Yang siap mengikuti kita untuk tidur gelap – gelappan. Bedanya dia tidur sendiri kita bertiga. Tidur di kamar teddy dilantai bawah. Karena kamar saya yang diatas. Sudah tidak ada cahaya pun yang dapat dilihar. Gelap.
Di kosan bertiga. Kami makan lagi. Entah kenapa malam itu saya menjadi mudah lapar. Sebelum tidur kami sempet ngobrol sana sini. Dari jurusan Teknik Komputer yang diambil sama Gilang, Akuntasi yang diambil oleh Teddy, dan jurusan Teknik Informatika yang saya ambil sendiri. Diteman dengan satu buah lilin yang cukup untuk menerangi. Malam yang bersedih melihat ketiga Mahasiswa ling lung.
Karena suasanya yang gelap. Saya dan gilang pun mengantuk. Tidak dengan Teddy yang sedang asyik menceritakan kisahnya ke pacarnya melalui BBM. Karena satu kasur. Jadi kami bagi bertiga untuk kesetia kawanan mendapat kasur. Saat saya dan Gilang sudar tidur.
Saya terbangun entah kenapa karena tidak biasa tidur gelap gulita. Melihat jam sudah pukul 1 malam. Tapi si Teddy masih bangun. Pas saat saya tanya masih BBM ted. “ udah gak koy, baterainya udah habis”. Hhaa. Jadi kalau baterainya masih ada lanjut BBM sampai pagi. Wis mantap
Lama kembali untuk tidur. Cahaya api lilin sudah menunggu ajalnya sampai keadaan benar-benar gelap gulita di kamar. Pas setengah 5 pagi mendengar adzan shubuh kami bertiga bangun. Tapi tidak tau arah mana yang diambil. Karena cahanya yang tidak ada sama sekali. Gelap tuh tak ada yang ada hanyalah kekurangan cahaya.
Pas sudah biasa dengan keadaan kekurangan cahaya. Saya merasa senang karena sudah melewati pengalaman yang menjemukkan untuk di lalui. Matahari sudah mulai bersinar. Cahaya masuk lewat celah – celah gorden kamar. Seakan ingin memberitahu tahu.
Habis gelap terbitlah terang.
Selamat Pagi